Pengajuan Gugatan / Permohonan /
Banding / Kasasi/Peninjauan Kembali :
- Pihak berperkara datang ke Pengadilan Negeri dengan membawa surat gugatan atau permohonan,
- Pihak berperkara menghadap petugas Meja Pertama dan menyerahkan surat gugatan atau permohonan, minimal 2 (dua) rangkap. Untuk surat gugatan ditambah sejumlah Tergugat.
- Petugas Meja Pertama (dapat) memberikan penjelasan yang dianggap perlu berkenaan dengan perkara yang diajukan dan menaksir panjar biaya perkara yang kemudian ditulis dalam Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM).
- Besarnya panjar biaya perkara diperkirakan harus telah mencukupi untuk menyelesaikan perkara tersebut dan Bagi yang tidak mampu dapat diijinkan berperkara secara prodeo (cuma-cuma). Ketidakmampuan tersebut dibuktikan dengan melampirkan surat keterangan dari Lurah atau Kepala Desa setempat yang dilegalisasi oleh Camat.
- Petugas Meja Pertama menyerahkan kembali surat gugatan atau permohonan kepada pihak berperkara disertai dengan Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) dalam rangkap 3 (tiga).
- Pihak berperkara menyerahkan kepada pemegang kas (KASIR) surat gugatan atau permohonan tersebut dan Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM).
- Pemegang kas menyerahkan asli Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) kepada pihak berperkara sebagai dasar penyetoran panjar biaya perkara ke bank.
- Pihak berperkara datang ke loket layanan bank dan mengisi slip penyetoran panjar biaya perkara. Pengisian data dalam slip bank tersebut sesuai dengan Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM), seperti nomor urut, dan besarnya biaya penyetoran. Kemudian pihak berperkara menyerahkan slip bank yang telah diisi dan menyetorkan uang sebesar yang tertera dalam slip bank tersebut.
- Setelah pihak berperkara menerima slip bank yang telah divalidasi dari petugas layanan bank, pihak berperkara menunjukkan slip bank tersebut dan menyerahkan Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) kepada pemegang kas.
- Pemegang kas setelah meneliti slip bank kemudian menyerahkan kembali kepada pihak berperkara. Pemegang kas kemudian memberi tanda lunas dalam Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) dan menyerahkan kembali kepada pihak berperkara asli dan tindasan pertama Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) serta surat gugatan atau permohonan yang bersangkutan.
- Pihak berperkara menyerahkan kepada petugas Meja Kedua surat gugatan atau permohonan sebanyak jumlah tergugat ditambah 2 (dua) rangkap serta tindasan pertama Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM).
- Petugas Meja Kedua mendaftar/mencatat surat gugatan atau permohonan dalam register bersangkutan serta memberi nomor register pada surat gugatan atau permohonan tersebut yang diambil dari nomor pendaftaran yang diberikan oleh pemegang kas.
- Petugas Meja Kedua menyerahkan kembali 1 (satu) rangkap surat gugatan atau permohonan yang telah diberi nomor register kepada pihak berperkara.
- Pihak/pihak-pihak berperkara akan dipanggil oleh jurusita/jurusita pengganti untuk menghadap ke persidangan setelah ditetapkan Susunan Majelis Hakim (PMH) dan hari sidang pemeriksaan perkaranya (PHS).
Pemeriksaan Pidana Biasa :
- Penunjukan hakim atau majelis hakim dilakukan oleh KPN setelah Panitera mencatatnya di dalam buku register perkara seterus¬nya diserahkan kepada Ketua Pengadilan Negeri untuk menetapkan Hakim / Majelis yang menyidangkan perkara tersebut.
- Ketua Pengadilan Negeri dapat mendelegasikan pembagian perkara kepada Wakil Ketua terutama pada Pengadilan Negeri yang jumlah perkaranya banyak.
- Pembagian perkara kepada Majelis / Hakim secara merata dan terhadap perkara yang menarik pehatian masyarakat, Ketua Majelisnya KPN sendiri atau majelis khusus.
- Sebelum berkas diajukan ke muka persidangan, Ketua Majelis dan anggotanya mempelajari terlebih dahulu berkas perkara.
- Sebelum perkara disidangkan, Majelis terlebih dahulu mempelajari berkas perkara, untuk mengetahui apakah surat dakwaan telah memenuhi-syarat formil dan materil.
- Syarat formil: nama, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, tempat tinggal, pekerjaan terdakwa, jenis kelamin, kebangsaan dan agama.
- Syarat - syarat materil :Waktu dan tempat tindak pidana dilakukan (tempus delicti dan locus delicti),Perbuatan yang didakwakan harus jelas di¬rumuskan unsur-unsurnya,Hal - hal yang menyertai perbuatan - perbuatan pidana itu yang dapat menimbulkan masalah yang memberatkan dan meringankan.
- Mengenai butir a dan b merupakan syarat mutlak, apabila syarat-syarat tersebut tidak ter¬penuhi dapat mengakibatkan batalnya surat dakwaan (pasal 143 ayat 3 (KUHAP).
- Dalam hal Pengadilan berpendapat bahwa perkara menjadi kewenangan pengadilan lain maka berkas perkara dikembalikan dengan penetapan dan dalam tempo 2 X 24 jam, dikirim kepada Jaksa Penuntut Umum dengan perintah agar diajukan ke Pengadilan yang berwenang (pasal 148 KUHAP).
- Jaksa Penuntut Umum selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari dapat mengajukan perlawanan terhadap penetapan tersebut dan dalam waktu 7 (tujuh) hari Pengadilan Negeri wajib mengirimkan perlawanan tersebut ke Pengadilan Tinggi (pasal 149 ayat 1 butir d KUHAP).
- Pemeriksaan dilakukan sesuai dengan prinsip - prinsip persidangan diantaranya pemeriksaan terbuka untuk umum, hadirnya terdakwa dalam persidangan dan pemeriksaan secara langsung dengan lisan.
- Terdakwa yang tidak hadir pada sidang karena surat panggilan belum siap, persidangan ditunda pada hari dan tanggal berikutnya.
- Ketidakhadiran
terdakwa pada sidang tanpa alasan yang sah, sikap yang diambil :
Sidang ditunda pada hari dan tanggal berikutnya;Memerintahkan Penuntut Umum untuk memanggil terdakwa;Jika panggilan kedua, terdakwa tidak hadir lagi tanpa alasan yang sah, memerintahkan Penuntut Umum memanggil terdakwa sekali lagi;Jika terdakwa tidak hadir lagi, maka memerintahkan Penuntut Umum untuk menghadirkan terdakwa pada sidang berikutnya secara paksa. - Keberatan diperiksa dan diputus sesuai dengan ketentuan KUHAP.
- Perkara yang terdakwanya ditahan dan diajukan permohonan penangguhan / pengalihan penahanan, maka dalam hal dikabulkan atau tidaknya permohonan tersebut harus atas musyawarah Majelis Hakim.
- Dalam hal permohonan penangguhan / pengalihan penahanan dikabulkan, penetapan ditandatangani oleh Ketua Majelis dan Hakim Anggota.
- Penahanan terhadap terdakwa dilakukan berdasar alasan sesuai Pasal 21 ayat (1) dan ayat (4) KUHAP, dalam waktu sesuai Pasal 26, Pasal 27, Pasal 28 dan Pasal 29 KUHAP.
- Penahanan dilakukan dengan mengeluarkan surat perintah penahanan yang berbentuk penetapan.
- Penangguhan penahanan dilakukan sesuai Pasal 31 KUHAP.
- Dikeluarkannya terdakwa dari tahanan dilakukan sesuai Pasal 26 ayat (3) dan Pasal 190 huruf b.
- Hakim yang berhalangan mengikuti sidang, maka KPN menunjuk Hakim lain sebagai penggantinya.
- Kewajiban Panitera Pengganti yang mendampingi Majelis Hakim untuk mencatat seluruh kejadian dalam persidangan.
- Berita Acara Persidangan mencatat segala kejadian disidang yang berhubungan dengan pemeriksaan perkara, memuat hal penting tentang keterangan saksi dan keterangan terdakwa, dan catatan khusus yang dianggap sangat penting.
- Berita Acara Persidangan ditandatangani Ketua Majelis dan Panitera Pengganti, sebelum sidang berikutnya dilaksanakan.
- Berita Acara Persidangan dibuat dengan rapih, tidak kotor, dan tidak menggunakan tip-ex jika terdapat kesalahan tulisan.
- Ketua Majelis Hakim / Hakim yang ditunjuk bertanggung jawab atas ketepatan batas waktu minutasi.
- Segera setelah putusan diucapkan Majelis Hakim dan Panitera Pengganti menandatangani putusan.
- Segera setelah putusan diucapkan pengadilan memberikan petikan putusan kepada terdakwa atau Penasihat Hukumnya dan Penuntut Umum.
Pemeriksaan Pidana Singkat :
1.
Berdasarkan
pasal 203 KUHAP maka yang diartikan dengan perkara acara singkat adalah perkara
pidana yang menurut Penuntut Umum pembuktian serta penerapan hukumnya mudah dan
sifatnya sederhana.
2.
Pengajuan
perkara pidana dengan acara singkat oleh Penuntut Umum dapat dilakukan pada
hari - hari persidangan tertentu yang ditetapkan oleh Ketua Pengadilan Negeri
yang bersangkutan.
3.
Pada hari
yang telah ditetapkan tersebut penuntut umum langsung membawa dan melimpahkan
perkara singkat kemuka Pengadilan.
4.
Ketua
Pengadilan Negeri sebelum menentukan hari persidangan dengan acara singkat,
sebaiknya mengadakan koordinasi dengan Kepala Kejaksaan Negeri setempat dan
supaya berkas perkara dengan acara singkat diajukan tiga hari sebelum hari
persidangan.
5.
Penunjukan
Majelis / Hakim dan hari persidangan disesuaikan dengan keadaan di daerah
masing-masing.
6.
engembalian
berkas perkara kepada kejaksaan atas alasan formal atau berkas perkara tidak
lengkap.
7.
Pengembalian
berkas perkara dilakukan sebelum perkara diregister.
8.
Cara
pengembalian kepada kejaksaan dilakukan secara langsung pada saat sidang di
pengadilan tanpa prosedur adminstrasi.
9.
Dalam acara
singkat, setelah sidang dibuka oleh Ketua Majelis serta menanyakan identitas
terdakwa kemudian Penuntut Umum diperintahkan untuk menguraikan tindak pidana
yang didakwakan secara lisan, dan hal tersebut dicatat dalam Berita Acara
Sidang sebagai pengganti surat dakwaan (pasal 203 ayat 3 KUHAP).
10.
Tentang
pendaftaran perkara pidana dengan acara singkat, didaftar di Panitera Muda
Pidana setelah Hakim memulai pemeriksaan perkar
11. Apabila pada hari persidangan yang ditentukan terdakwa
dan atau saksi-saksi tidak hadir, maka berkas dikembalikan kepada Penuntut Umum
secara langsung tanpa penetapan, sebaiknya dengan buku pengantar (ekspedisi).
12. Hakim dalam sidang dapat memerintahkan kepada penuntut
umum mengadakan pemeriksaan tambahan untuk menyempurnakan pemeriksaan
penyidikan jika hakim berpendapat pemeriksaan penyidikan masih kurang lengkap
13. Perintah pemeriksaan tambahan dituangkan dalam surat
penetapan.
14. Pemeriksaan tambahan dilakukan dalam waktu paling lama
14 hari, sejak penyidik menerima surat penetapan pemeriksaan tambahan.
15. Jika hakim belum menerima hasil pemeriksaan tambahan
dalam waktu tersebut, maka hakim segera mengeluarkan penetapan yang
memerintahkan supaya perkara diajukan dengan acara biasa.
16. Pemeriksaan dialihkan ke pemeriksaan acara cepat
dengan tata cara sesuai Pasal 203 ayat (3) huruf b KUHAP.
17. Untuk kepentingan persidangan Hakim menunda
persidangan paling lama 7 hari.
18. Putusan perkara pidana singkat tidak dibuat secara
khusus tetapi dicatat dalam Berita Acara Sidang.
19. BAP dibuat dengan rapi, tidak kotor, dan tidak
menggunakan tip ex jika terdapat kesalahan tulisan diperbaiki dengan renvoi.
20. Ketua Majelis Hakim / Hakim yang ditunjuk bertanggung- jawab atas ketepatan
batas waktu minutasi.
21. aling lambat sebulan setelah pembacaan putusan, berkas
perkara sudah diminutasi.
22. Hakim memberikan surat yang memuat amar putusan kepada
terdakwa atau penasihat hukumnya, dan penuntut umum.
Tindak Pidana Cepat/Ringan :
1. Pengadilan menentukan hari tertentu dalam 7 (tujuh)
hari untuk mengadili perkara dengan acara pemeriksaan tindak pidana ringan.
2. Hari tersebut diberitahukan Pengadilan kepada Penyidik
supaya dapat mengetahui dan mempersiapkan pelimpahan berkas perkara tindak
pidana ringan.
3. Pelimpahan perkara tindak pidana ringan, dilakukan
Penyidik tanpa melalui aparat Penuntut Umum.
4. Penyidik mengambil alih wewenang aparat Penuntut Umum.
Dalam tempo 3 (tiga) hari Penyidik menghadapkan segala sesuatu yang
diperlukan ke sidang, terhitung sejak Berita Acara Pemeriksaan selesai dibuat
Penyidik.
5. Jika terdakwa tidak hadir, Hakim dapat menyerahkan
putusan tanpa hadirnya terdakwa;
6. Setelah Pengadilan menerima perkara dengan Acara
Pemeriksaan Tindak Pidana Ringan, Hakim yang bertugas memerintahkan Panitera
untuk mencatat dalam buku register.
7. Pemeriksaan perkara dengan Hakim tunggal.
8. Pemeriksaan perkara tidak dibuat BAP, karena Berita
Acara Pemeriksaan yang dibuat oleh penyidik sekaligus dianggap dan dijadikan
BAP Pengadilan.
9. BAP Pengadilan dibuat, jika ternyata hasil pemeriksaan
sidang Pengadilan terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan Berita Acara
Pemeriksaan yang dibuat Penyidik.
10. Putusan dalam pemeriksaan perkara tindak pidana ringan
tidak dibuat secara khusus dan tidak dicatat/ disatukan dalam BAP. Putusannya
cutup berupa bentuk catatan yang berisi amar-putusan yang disiapkan / dikirim
oleh Penyidik.
11. Catatan tersebut ditanda tangani oleh Hakim.
12. Catatan tersebut juga dicatat dalam buku register.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar